Makhluk hidup yang tinggal di bumi pada hakikatnya niscaya akan mengalami kematian, bahkan kepunahan. Tapi ternyata tak hanya makhluk bernyawa yang sanggup mengalami kepunahan, termasuk pula di dalamnya benua, gunung, pulau, dan segala spesies yang tinggal di dalamnya.
Menurut para pakar ilmuwan, bentuk spesies yang punah di muka bumi sudah ludang keringh dari tiga puluh persen, dimana kepunahannya mencakup wilayah ekologi yang cukup luas, baik lingkungan marin maupun non marin, manusia, tumbuhan, fauna, dan lain-lain.
Selang waktu yang sangat panjang alam semesta pun memdiberikan 'kesaksian' sudah terjadi 5 kepunahan terbesar di bumi bagaikan kiamat dan mengakibatkan kematian massal nyaris tak tersisa bagi makhluk hidup. Ahli-pakar ilmuwan memdiberikan istilah tersebut sebagai The Big Five.
Lalu peristiwa dan bencana alam dahsyat apa saja yang pernah terjadi di bumi kita ini? Sahabat kejadiananeh.com, ludang keringh jelasnya simak klarifikasi Dokumentasi The Big Five dibawah ini yang dirangkum oleh pakar Panteologi Micheal J. Panton dan David A.T.Harper, boleh percaya boleh enggak yang penting kau jangan lupa makan supaya gak masuk angin :)
Kematian Massal Fauna Lautan (Ordovisum Akhir)
Sejarah bumi memang tidak akan pernah ada habisnya untuk diperbincangkan. Berjuta tahun yang sudah dilalui oleh bumi, meninggalkan banyak peristiwa dan fenomena kepunahan di dalamnya. Kepunahan spesies tertentu biasanya terjadi dalam waktu yang relatif singkat, dimana biasanya dipengaruhi alasannya faktor alam, atau serangkaian faktor lain yang saling berafiliasi satu sama lainnya.
Pada sekitar 460 juta tahun silam, terjadi kepunahan massal fauna lautan hingga 70 persen jenis spesies. Kepunahan massal ini mengakibatkan banyaknya jenis famili echinodermata, trilobit, ostrakoda, brachipoda, dan bermacam-macam jenis karang-karang di lautan lenyap.
Peristiwa kepunahan ini diakibatkan oleh surutnya air atau peristiwa glaisal di kutub selatan yang menciptakan air surut secara global. Kadab peristiwa ini terjadi, fauna yang ada di kutub bermigrasi ke wilayah yang tropis. Di sisi lain, banyak fauna berdarah gerah dari wilayah tropis kemudian mati dan punah alasannya wilayah tropis yang hilang.
Kepunahan Devon Akhir
Pada sekitar tiga ratus delapan puluh tahun yang lalu, terjadi kepunahan massal di bumi, sekitar ¾ spesies yang ada di bumi hilang. Peristiwa kepunahan Devon simpulan ini bukanlah peristiwa tunggal, melainkan merupakan rangkaian peristiwa yang mengakibatkan jutaan spesies mati dan punah.
Rangkaian peristiwa kepunahan ini berdasarkan para pakar berlangsung sekitar 10 juta tahun lamanya, dimana peristiwa kepunahan pada Devon simpulan diakibatkan berkurangnya oksigen di bumi secara cepat dan drastis di lautan atau ludang keringh dikenal dengan peristiwa anoksia.
Kepunahan massal Permo Trias
Pada sekitar dua ratus enam puluh hingga dengan dua ratus lima puluh juta tahun silam, terjadi kepunahan massal yang dikenal dengan istilah The Great Dying, dimana sekitar sembilan puluh enam persen spesies yang ada di muka bumi punah.
Menurut para pakar, peristiwa kepunahan Permo Trias merupakan peristiwa kepunahan terbesar yang pernah terjadi di muka bumi. Namun ternyata banyak pakar yang menyampaikan bahwa peristiwa kepunahan Permo Trias tergolong kedalam peristiwa kepunahan terbesar yang justru tidak banyak diketahui. Lantas, apa sih yang mengakibatkan terjadinya kepunahan Permo Trias?
Berdasarkan sejarah usia bumi, kepunahan massal terbesar ini terjadi akhir erupsi gunung Sidiberian Trap di Sidiberia. Kadab peristiwa erupsi gunung Sidiberia ini terjadi, terjadi pelepasan gas, anoksia, hingga pemanasan global yang ekstrim di muka bumi yang mengakibatkan jutaan spesies punah.
Kepunahan massal Trias Akhir
Peristiwa kepunahan terbesar di bumi pernah juga terjadi di kurun Trias Akhir, yang berlangsung sekitar 236 hingga 202 juta tahun silam, dimana kepunahan di Trias Akhir ditandai dengan hilangnya ammonoid, familia brachiopoda, bivalvia, fastropoda, hingga bermacam-macam reptil di lautan secara besar-besaran.
Kepunahan ini mengakibatkan sejumlah reptil dan amphibi di muka bumi punah. Menurut sejarah, kepunahan massal ini terjadi sebagai akhir dari perubahan iklim dan terbelahnya pangea, hingga terbukanya atlantik.
Bencana Dahsyat Kapur Paleogen
Peristiwa kepunahan massal Kapur Paleogen mungkin merupakan salah satu jenis kepunahan terbesar di muka bumi yang banyak dikenal oleh masyarakat di dunia. Bagaimana tidak? Peristiwa kepunahan kapur Paleogen yang terjadi sekitar enam puluh lima juta tahun yang kemudian ini mengakibatkan spesies pre-historis yang paling fenomenal di dunia ialah dinosaurus, mengalami kepunahan.
Kadab peristiwa kapur paleogen terjadi, hal ini merupakan penanda dari batas simpulan paleozoikum ke kenozoikum. Menurut penelitian sejarah, peristiwa punahnya Dinosaurus ini diakibatkan oleh terjadinya ukiran meteor, dan perubahan cuaca yang ekstrim sehingga mengakibatkan seluruh fauna dinosaurus punah dari muka bumi.
Penjelasan jatuhnya meteor yang menghantam dasar bahari di Yucatan Meksiko merupakan salah satu menunjukan logis punahnya dinosaurus, dimana terbukti dengan adanya bekas meteor jatuh di kawah Chixculub Meksiko.
Selain alasannya hujan meteor, punahnya dinosaurus juga diakibatkan oleh adanya perubahan iklim alasannya adanya letusan gunung, banjir basait, dan surutnya air bahari secara drastis yang melanda bumi.
Fosil-fosil fauna fenomenal dinosaurus, merupakan bukti faktual bahwa fauna tersebut pernah menjadi penghuni bumi pada berjuta tahun yang kemudian jauh sebelum dikenal makhluk hidup berjulukan 'manusia'.
Tak hanya dinosaurus, peristiwa kepunahan kapur paleogen ini juga menjadikan punahnya banyak organisme lain di muka bumi, termasuk di dalamnya ammonita, tumbuhan berbunga, hingga pterosaurus akhir.
Sebelum peristiwa jatuhnya meteor terjadi, menunjukan kepunahan juga sudah berlangsung selama beberapa juta tahun sebelumnya, dimana banyak spesies makhluk hidup yang jumlah populasinya menurun drastis.
Itulah beberapa jenis kepunahan massal terbesar yang pernah terjadi di muka bumi, sangat mengerikan, dahsyat menyerupai kiamat. Kebanyakan faktor penyebab dari punahnya spesies penghuni bumi diakibatkan oleh perubahan iklim yang ekstrim dalam jangka waktu yang lama.
Melihat dari sejarahnya, bumi memang mengalami banyak perubahan iklim dari zaman es, iklim tropis, iklim gerah yang ekstrim dan membakar. Kepunahan kemudian terjadi kadab makhluk hidup di muka bumi tidak sanggup menyesuaikan diri dengan perubahan iklim yang ekstrim ini.
Dari fenomena kepunahan massal The Big Five yang sudah terjadi berjuta tahun lalu, para ilmuwan dan pakar Panteologi, kemudian memprediksi bahwa ketika ini sedang berlangsung kepunahan massal ke enam yang jauh ludang keringh besar dan dahsyat dari kepunahan The Big Five.
Peristiwa ini diprediksi akan terjadi alasannya ulah tangan insan sendiri. Apa mungkin hal itu sanggup terjadi dan apakah ini yang dinamakan dengan hari "kiamat"?, hari dimana tiruana makhluk hidup termasuk juga insan dan alam semesta beserta isinya hancur lebur tak tersisa.
Disadari maupun tidak, kelalaian-kelalaian yang kini banyak dilakukan insan menyerupai penggundulan hutan, penangkapan ikan secara besar-besaran, polusi, perang dan banyak acara yang memicu kerusakan alam lainnya ternyata sanggup menjadi penyebab kepunahan massal pada waktu yang akan tiba cepat atau lambat.
Para ilmuwan pun memprediksikan bahwa sekitar tahun 2100 nanti, kerusakan yang sudah dilakukan oleh tangan insan di jaman sekarang, akan mengakibatkan banyaknya spesies bahari maupun darat di muka bumi terancam di ambang kepunahan. Untuk itu maka sekecil apapun tindakan yang memicu kerusakan alam, tentu sebaiknya dihindari alasannya ternyata akan memdiberikan akhir yang cukup besar di masa depan.
Isu global warming nyatanya bukan hanya tentang semata, alasannya pada kenyataannya kita sendirilah yang seakan sedang membawa bumi menuju kepunahan yang ludang keringh besar lagi. Kita mungkin tidak mengalami kurun tersebut, alasannya sudah niscaya matek dimakan usia, namun berpuluh-puluh generasi dibawah kita sanggup saja mencicipi simpulan zaman tersebut alasannya ulah kita, sang nenek moyang mereka.
Advertisement